OLEHÂ KAMAL SUJAK
Lagu-lagu merdu telah lenyap
gemanya menjadi raungan
setelah kepercayaan hilang
daripada kitab peradapan
amanah menjadi murah
mampu dibeli dengan ringgit
kilauan emas membutakan
mata fikir.
Siapakah lagi yang mampu
berjalan dengan megah
mempertahankan segala tikaman
dan torehan nista
untuk memperbetulkan haluan?
Denting kesakitan bergema di setiap
lembah, laharnya meranapkan kepercayaan
panasnya mematikan impian
anak-anak kita,
kita yang tak punya apa.
Saat integriti mati
nilainya umpama debu-debu
yang melekat di sepatu mahalmu
kau abaikan segala rasa
hanya halobamu yang utama
tidakkah kau malu pada tuhanmu?
SAAT INI, NEGERI KAMI
OLEHÂ IMAN DANIAL HAKIM
Saat ini
saat kami menjahit robek bendera
ada yang turut mengutip lara
menyumbat setiap inci liang luka
pada kaki tiang seri negeri ini.
Bintang dan bulan tak lagi bersinar
wajah bendera kami semakin pudar
ingatan telah menjadi tugu
dan langkah ke depan menjadi kaku.
Waktu bergulir seperti roda
masa akan mengubah cerita
Kami tetap percaya
tanah bertuah ini menumbuhkan semula
ranting yang patah
dari tubuh pohon yang pernah lelah.
Akar pohon tua menghulur diri
menjadi benang mengikat kembali
lalu kami pun mencantum perca-perca
menjadi panji, berkibar di pentas usia.